Dakwah Islam dalam Tradisi Maulid Bugis Makassar
Maulid Nabi Muhammad dalam tradisi Bugis Makassar di Indonesia merupakan perayaan yang memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini memiliki karakteristik khusus yang mencerminkan budaya dan tradisi Bugis Makassar. Beberapa tradisi yang ada dalam perayaan Maulid Nabi dalam tradisi ini ialah :
1.Doa dan Dzikir Bersama: Perayaan Maulid Nabi juga mencakup doa-doa bersama dan dzikir untuk mengenang Nabi Muhammad dan merayakan ajarannya.
2. Al-Barzanji atau Berzanji adalah suatu do’a-do’a, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang biasa dilantunkan dengan irama atau nada. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad saw yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi rasul. Didalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.
3. Ceramah dan Pengajian, dalam maulid ini juga diawali dengan melantunkan ayat² suci Alquran serta ditengah perayaan ada Pengkhotbah yg memberikan ceramah tentang ajaran Nabi Muhammad SAW.
4. Kaddo minyak dan Telur: Sebagian besar perayaan tradisional di Indonesia termasuk Sulawesi acara maulid biasanya di tutup dengan acara Makan kaddo Minyak (beras ketan di masak dgn Bumbu² tertentu)dan telur Khas maulid atau lauk lainnya Seperti ayam kampung yg dibumbu khas.
5. Prosesi dan Parade: terdapat prosesi atau parade yang melibatkan komunitas Bugis Makassar dalam memainkan alat musik tradisional Bugis Makassar, Termasuk Prosesi pemberian Penghargaan atau PIN Kerajaan Dari Lembaga Adat Lalang Sipuea Kepada Beberapa tokoh Masyarakat termasuk salah satunya Kepada Adv. Dari makassar Bpk.Kamsiruddin,SH,MH dalam perayaan Maulid Nabi ini.
Perayaan Maulid Nabi adalah perayaan yang dirayakan oleh umat Islam untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi perayaan ini berbeda-beda di seluruh dunia, tetapi umumnya mencakup berbagai aktivitas seperti ceramah agama, pembacaan shalawat (pujian kepada Nabi), pertemuan keluarga, dan memberikan sedekah kepada yang membutuhkan.
Penting untuk dicatat bahwa pendekatan terhadap perayaan Maulid Nabi dapat bervariasi di antara berbagai kelompok Islam. Beberapa umat Islam merayakannya dengan meriah, sementara yang lain mungkin menganggapnya sebagai perayaan yang kurang penting atau bahkan tidak merayakannya sama sekali. Hal ini tergantung pada pandangan masing-masing individu atau masyarakat Muslim.
Selalu penting untuk menghormati perbedaan dalam praktik keagamaan dan budaya di antara umat Islam.
Ungkap Dosen PT di Makassar Herawati Syamsul,S.Pd.I.,M.Pd. dalam menghadiri Acara Maulid yg diselenggarakan Oleh Lembaga Adat Gallarang Tonasa di Galesong Selatan Takalar Sul-Sel, Acara maulid ini Juga di Hadiri Beberapa Raja / Karaeng Bugis Makassar serta Beberapa utusan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX dan Tokoh-Tokoh Masyarakat Di Takalar.
Tulis Komentar