Rock In Celebes 2025, Gairah Seni dan Budaya serta Kesadaran Ramah Lingkungan

$rows[judul] Keterangan Gambar : Sesi jumpa pers Rock In Celebes 2025 di Fort Rotterdam, Kamis (30/10/2025). Perayaan ke-16 tahun RIC membahas tema Gairah Seni dan Budaya serta Kesadaran Ramah Lingkungan. Festival musik tahunan terbesar di Indonesia Timur ini akan digelar di Fort Rotterdam 1-2 November. FOTO/Erick Didu

Eksplisit.Com,Makassar - II Festival musik ikonik asal Makassar, Rock In Celebes (RIC) siap memasuki edisi ke-16 dan bersiap digelar pada 1-2 November 2025 di Benteng Rotterdam, Jalan Ujung Pandang, Makassar.

Founder RIC, Ardy Siji mengatakan edisi ke-16 RIC berkolaborasi bersama IKLIM Fest dengan tema “The Heritage”. Hal tersebut dilandasi semangat kolaboratif dan komitmen untuk menghadirkan pengalaman yang lebih bermakna bagi para penggemar dan penonton, Rock In Celebes.

“Selain itu kami berupaya menciptakan langkah baru untuk membangun kesadaran tentang isu iklim dan menapaki arah baru sebagai festival yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).

Membawa semangat kolaboratif, pelaksanaan Rock In Celebes tahun ini siap untuk meningkatkan pengalaman
secara keseluruhan sebagai festival yang tidak hanya merayakan musik, seni, dan budaya, tetapi juga
menunjukkan kepedulian terhadap bumi dan iklim.

“Perhelatan festival ini akan memperkuat pesan kepedulian atas iklim dan menginspirasi tindakan melalui serangkaian kegiatan menarik yang dirancang untuk mendorong penonton agar peduli terhadap krisis iklim, dan mengambil tindakan nyata yang bermakna dengan menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujarnya melanjutkan.

Keberlanjutan tersebut dilakukan dalam beberapa pilar, diantaranya; meniadakan plastik dan kemasan sekali pakai dan penerapan protokol guna ulang, seperti anjuran dan penyediaan gelas/botol/tumbler minum dan wadah/alat makan, dengan penyediaan stasiun pengisian air secara gratis hingga fasilitas cuci. Tidak ketinggalan pemilahan dan pengolahan sampah yang bekerjasama dengan komunitas untuk memantau dan mengevaluasi dampak.

“Kami juga pastikan RIC tahun 2025 ini merupakan festival yang sangat ramah anak dan semua kalangan. Kami ingin anak-anak bisa merasakan atmosfer musik sejak dini dan siapa tahu mereka akan menjadi penonton, bahkan pelaku musik dua puluh tahun ke depan,” pungkas Ardy.

Di 16 th Edition Rock In Celebes bersama Music Declares Emergency Indonesia dengan IKLIM Fest 2025. Selain musik dan seni, juga akan dipersembahkan secara simultan: talkshow, pemutaran film, pameran, pertunjukan warisan budaya, dan pasar kuliner, dengan rentetan nama talenta, artis dan penampil lintas genre dari berbagai kota di 4 panggung berbeda.

VENUE RIC. Suasana venue RIC x IKLIM Fest 2025 di Fort Roterdam, Makassar, Kamis, (30/10/2025). Edisi ke -16 Tahun Rock In Celebes membahas tema Gairah Seni dan Budaya serta Kesadaran Ramah Lingkungan. Festival musik tahunan terbesar di Indonesia Timur ini akan digelar di Fort Rotterdam 1-2 November. FOTO/Erick Didu

Dari musisi tamu yang dikonfirmasi hadir ada: Tony Q Rastafara, Efek Rumah Kaca, Navicula, The Brandals, Majelis Lidah Berduri, Jangar, Kunto Aji, Reality Club, Teddy Adhitya, Tuan Tigabelas, Sukatani, Ave, The Artist, Scaller, Down For Life, The Melting Minds, LAS!, Peach, Manja, Egi Virgiawan, Usman And The Blackstones, The Vondallz, Guritan Kabudul, Bunyi Waktu Luang, Chicco Jerikho serta penampil representatif dari kancah musik Makassar dan sekitarnya.

Adapun tuan rumah menawarkan materi segar dan penampilan ciamik dari Kapal Udara, TOD, Surgir, Paradivya, Carrywhite, Party Chaos, OG Avamato, Byne, Ratee, dan Larva. Selain itu ada pula penampilan spesial dari pramuirama terpilih; Prabumi, Rezman, Anon Goli, Dralls, Fian Rynaldy, Fictive Order, Ghazy, Jimbobaby, Reza Enem, yang siap meracik musik di salah di spot terbaik Fort Rotterdam yang menjorok ke pantai barat Kota Makassar.

Semakin lengkap dengan hadirnya deretan penampilan dari para penjaga warisan kebudayaan Sulawesi Selatan,
yang meliputi tak-benda; seni pertunjukan, tradisi & ekspresi lisan, kerajinan/kekriyaan, hingga ritus atau perayaan;
Ma’raga oleh Sanggar Bunga Rosia; Sinrilik oleh Arif rahman Daeng Rate; Pepe-pepe Ri Makka oleh Sanggar Seni
Remaja Paropo; Pakkacaping oleh Sabri dkk; Mappadendang oleh Padendang Buae Sidrap; Barongko, Gantala
Jarang, Lawa Bale oleh Risma Wicaksono, Studio Seni Walasuji, Indo Galong; Lipa Sabbe’ oleh Indo Gallong;
Pakarena oleh Lembaga Seni Budaya Batara Gowa; Passure’ oleh Andi Rahmat Munawar; Kondo Buleng Sanggar Remaja Paropo; Ganrang oleh Sanggar Alam Daeng Serang Dakko yang akan berkolaborasi oleh Navicula.

Festival ini juga akan menjadi ajang peluncuran resmi album kompilasi terbaru IKLIM, sonic/panic Vol. 3 — proyek
kolaboratif yang mempertemukan musisi dari berbagai genre untuk menyuarakan keresahan dan kepedulian
mereka terhadap krisis iklim melalui musik.

Sejumlah musisi yang akan tampil di panggung Rock In Celebes x IKLIM Fest merupakan mereka yang berpartisipasi dalam album ini maupun rilisan sonic/panic sebelumnya, bersama dengan musisi dan band lokal Makassar dan sekitarnya.

Selain itu, program unggulan lain seperti talkshow juga hadir dengan banyak topik diantaranya ‘Membaca Iklim
Lewat Media & Seni’ dengan pembicara Adi Renaldi (jurnalis Pulitzer Center), Eko Rusdianto (jurnalis Pulitzer
Center), Seira Tamara H. (Indonesia Corruption Watch), Gede Robi (Navicula), Didi Suryawan (Penahitam) yang akan dimoderatori Alfian Putra Abdi (Project Multatuli).

Selanjutnya ‘Festival & Iklim: Panduan Merancang Festival Yang Bertanggung Jawab’; dengan pembicara Amalia Ikhlasanti (Koalisi Seni), Ardy Siji (Rock In Celebes), Rachmat Hidayat (Makassar International Writers Festival), David Karto (Synchronize Festival) yang akan dimoderatori Zamzam Firzandy (Greenpeace Indonesia).

Pangan Lokal Di Tengah Krisis & Ketidakadilan’ dengan pembicara Feby Adiatri Pasangka (Memo Dapur), Randiano Tamelan (Kopernik), Muhammad Ulil Ahsan (Rikolto) yang akan dimoderatori Anwar Jimpe Rachman (Tanahindie);. ‘Menyingkap Dampak Energi Fosil Menuju Transisi Berkeadilan’ dengan pembicara Nurul Fadli Gaffar (Walhi Sulawesi Selatan), Bondan Andriyanu (Greenpeace Indonesia) yang akan dimoderatori Yuli Z.

‘Sinrilik’ dengan pembicara Arif Daeng Rate yang akan dimoderatori Fitriani Adalay (Tanahindie); ‘Bedah Buku Reset Indonesia’ dengan pembicara Dandhy Laksono (Ekspedisi Indonesia Baru), Benaya Harobu (Ekspedisi Indonesia Baru), Nur Herliati (Gerakan Pemuda Sulawesi Lawan Krisis Iklim) yang akan dimoderatori Ugoran Prasad (Majelis Lidah Berduri).

‘Harun Namanya’’ dengan pembicara Harun (Pegiat Lingkungan), Gede Robi, Kasan Kurdi yang akan dimoderatori Nur Herliati (Gerakan Pemuda Sulawesi Lawan Krisis Iklim); ‘Aku, Kopi, Dan Bumi’ dengan pembicara Chicco Jerikho yang akan dimoderatori Anwar Jimpe Rachman (Tanahindie).

Dan terakhir  diskusi film Dirty Vote II 03 dengan pembicara Dandhy Laksono (Ekspedisi Indonesia
Baru) yang akan dimoderatori Sigit Wijaya (Indonesia Corruption Watch); ‘Passure’’ dengan pembicara Wa’
Dotte/Andi Rahmat Munawar yang akan dimoderatori Fitriani Adalay (Tanahindie).

Jangan lewatkan pula pameran seni lintas disiplin antara IKLIM, Penahitam Art Collective, Indonesia Corruption
Watch, dan Greenpeace Indonesia. Serta pameran Refleksi 50 Tahun Seni Rupa Makassar juga hadir dalam format
parema; instalasi, serta dialog yang berkolaborasi dengan Forum Seni Rupa Makassar.

Dengan keterlibatan aktif dalam interaksi bermakna melalui berbagai aktivitas dan program yang berfokus pada
isu lingkungan, pengunjung akan merasakan pengalaman berfestival yang lebih dari sekadar perayaan; sentuhan
halus setiap nada teraktualisasi dengan menyadarkan setiap insan bahwa tidak ada musik di planet yang mati. (**)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)