Obor Bangsa dari Selatan. Merenung, Melangkah, dan Mengabdi Bersama KKSS

$rows[judul]

Eksplisit.Com,Jakarta - II Suatu pagi di penghujung Juni, langit Jakarta belum benar-benar bersahabat. Tapi di dalam ball room Hotel JS Luwansa, cahaya begitu hangat dan menggembirakan. Senyum-senyum berseliweran. Peluk, jabatan tangan, dan sorak bahagia mengisi ruang megah itu. Hari itu, Minggu 22 Juni 2025, adalah hari yang bukan sembarang hari.

Hari ketika Ketua Umum BPP KKSS, Bapak Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP, secara resmi mengukuhkan pengurus BPP KKSS masa bakti 2025–2030, Suatu pengukuhan. Tapi terasa seperti kelahiran.

Hari itu bukan hanya tentang seremoni. Ia adalah penanda. Bahwa di usia 49 tahun, Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) masih menapak kuat. Di tengah tantangan zaman yang tak lagi berjalan, tapi berlari, KKSS berdiri sebagai rumah sekaligus jalan.


Tak terasa, hampir setengah abad kita menyebut nama “KKSS” dengan rasa bangga, rasa memiliki, dan tentu saja, rasa bertanggung jawab. Terkadang kita berjalan pelan, kadang tersandung, kadang pun berlari jauh. Ada pasang, ada surut. Tapi siapa pun yang pernah tumbuh di bawah atap KKSS, tahu satu hal pasti, kita tidak pernah menyerah.

 

Hari ini, kita diingatkan untuk kembali merenung, sebagaimana Rasulullah berhijrah, bukan sekadar berpindah tempat, tapi meninggalkan yang gelap menuju cahaya. Maka kini, mari kita hijrah dari ego menuju kolaborasi, dari diam menuju kerja nyata, dari perpecahan menuju persatuan. Karena KKSS bukan milik satu orang. Ia milik kita semua. Ia adalah kita.

 

Pak Amran, sang Ketua Umum, mengingatkan kita dalam satu kalimat yang merasuk, “KKSS harus menjadi Obor Bangsa” Kalimat yang singkat, tapi bergemuruh. Obor itu bukan hanya penerang. Ia adalah api yang memberi nyala pada tekad, pada pengabdian, pada nilai-nilai budaya yang tak pernah padam dalam dada orang Sulawesi Selatan, siri’ na pacce, keberanian, kesetiaan, harga diri, dan gotong royong.

 

Obor bangsa berarti menjadi cahaya bagi negeri ini. Bukan dengan retorika, tapi dengan kontribusi nyata. KKSS tidak boleh sekadar menjadi penonton. Kita harus menjadi penggerak dalam pendidikan, ekonomi, kebudayaan, sosial, bahkan dalam kebijakan. Di situlah “obor” itu menyala. Bukan untuk membakar siapa pun, tetapi untuk menyalakan jalan ke depan.

Pengukuhan Pengurus adalah awal. Bukan akhir. Di pundak para pengurus baru kini terpanggul amanah besar. Tapi jangan khawatir. Kita tidak sendiri. Karena KKSS adalah keluarga. Dalam keluarga, ada yang memimpin, ada yang mendengar, ada yang bekerja dalam diam, ada yang memberi nasihat. Tapi semua punya tempat. Semua berharga.

Maka mari kita jadikan momen ini sebagai titik tolak. Mari kita kuatkan niat, luruskan langkah, dan eratkan tangan. Kita tidak akan bisa melangkah jauh jika masih saling mencurigai. Tapi kita akan terbang tinggi jika saling menguatkan.

Di usia ke-49, kita tidak sedang mengejar pujian. Kita sedang merawat warisan. Warisan para pendahulu yang menanam benih KKSS dengan air mata dan harapan. Kini kita tinggal menyiram dan memetik buahnya. Tapi itu hanya bisa terjadi jika kita bergerak bersama, sebagai satu tubuh.

 

KKSS bukan hanya simbol. Ia adalah suara. Ia adalah jalan. Dan siapa pun yang pernah menyebut dirinya bagian dari KKSS, sudah sepatutnya kembali menyala.

Mari kita jadi obor.

Bukan hanya untuk Sulawesi Selatan. Tapi untuk Indonesia.

Muslimin Mawi

Wakil Ketua Umum BPP KKSS 2025–2030

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)