Eksplisit.Com,Makassar – II Kepala Bidang Kesehatan
masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Makassar, Sunarti, S.ST., mendampingi Pj Sekda
Kota Makassar membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)
Tingkat Kota Makassar dalam di Ruang Sipakatau, Kamis (12/09/2024).
Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Makassar, Sunarti, S.ST mengatakan hari ini pihaknya mendampingi Pj Sekda, Firman Pagarra membuka Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting.
“Rakor Koordinasi
ini dalam rangka menyatukan persepsi dan evaluasi serta tindak lanjut aksi
intervensi bersama,”katanya
Masalah penurunan
angka Stunting menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian khusus Pemerintah
Kota Makassar.
Pj Sekda Kota
Makassar, Firman Hamid Pagarra menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergitas
serta kerjasama multisektoral agar dapat mewujudkan zero stunting di Kota
Makassar.
“Kita telah
ketahui bersama bahwa Program Percepatan Penurunan Stunting adalah program yang
multisektoral, dimana harus dikerjakan bersama- sama dari berbagai dinas
terkait secara koordinatif, terstruktur, terencana dan logis. Kita semua tentu
berharap agar tingkat Kota Kecamatan, Kecamatan dan Kelurahan dapat bersinergi
sehingga kita bisa menurunkan prevalensi stunting di Kota Makassar,” ucap
Firman.
Firman menjelaskan
rakor stunting ini juga digelar karena adanya agenda pusat yang akan dihelat
pada bulan September 2024. Agenda tersebut dimulai pelaksanaan SSGI (Studi
Status Gizi Indonesia) tahun 2024 dimana salah satu indikator utama survei ini
adalah stunting.
Karenanya
diperlukan segera aksi nyata yang lebih konvergen, holistik, integratif, dan
berkualitas khususnya pada level Keluarga.
Seluruh intervensi
harus difokuskan pada penguatan Kelurahan prioritas dan keluarga 1000 Hari
Pertama Kehidupan (seribu HPK).
Melihat hal
tersebut tentunya perlu kolaborasi yang baik dalam mendukung pelaksanaan survei
yang akan dilakukan pada 71 Kelurahan di 15 Kecamatan.
“71 kelurahan ini
merupakan wilayah-wilayah dengan angka stunting tinggi dan akan menjadi
keterwakilan penilaian prevalensi stunting untuk Kota Makassar,” ungkapnya.
Firman menambahkan
sejak bulan Juni telah terlaksana pengukuran dan intervensi serentak pencegahan
stunting diseluruh posyandu namun beberapa hal yang masih memerlukan perbaikan
dalam pemantauan pertumbuhan balita di posyandu.
Seperti keakuratan
dalam melakukan penimbangan dan pengukuran serta perlunya peningkatan kapasitas
Kader posyandu dan tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan.
Selain itu juga
berbagai program telah dilaksanakan dalam rangka mendukung Gerakan Intervensi
Serentak Pencegahan Stunting, diantaranya kegiatan DAHSAT (Dapur Sehat Atasi
Stunting).
Pendampingan
Keluarga oleh TPK serta kegiatan KIE Program Bangga Kencana oleh Kader IMP dan
Sub IMP Bangga Kencana.
“Keberhasilan ini
sangat dipengaruhi oleh dukungan kolaborasi antar sektor untuk dapat saling
mendukung melakukan intervensi penurunan stunting, secara holistic integrative
serta memiliki keterukuran target yang jelas,” sebutnya.
Tulis Komentar